Andi Irman. Majalah Insani. Juni 2003.
Dalam surat ke-15 ayat 9, Allah berfirman, “Sesungguhnya Kami yang menurunkan al-Quran dan Kami pulalah yang tetap menjaganya.”
Ayat ini merupakan jaminan keaslian dan kemurnian al-Quran sebagai Kitab Suci kaum muslimin. Meski demikian, tidak sedikit orang ataupun kelompok yang dengan berbagai dalih, meragukan al-Quran. Tidak sedikit pula yang mengerahkan tipu daya untuk mengubah, mengurangi, atau menambah ayat-ayatnya.
Namun upaya-upaya semacam itu selalu berakhir dengan kegagalan. Salah satu cara Allah menjaga keotentikan al-Quran adalah dengan memperlihatkan kesempurnaan kandungan, keindahan bahasa, ataupun kebenaran ilmiahnya yang sering mengejutkan para ahli.
Cara lain adalah melalui penyusunan al-Quran secara sistematis, teratur, dan terpola. Sebuah pola yang sempurna, sehingga mustahil dihasilkan oleh kecerdasan akal manusia. Seorang sarjana pertanian Mesir bernama Rashad Khalifa berhasil menyingkap salah satu tabir rahasia kesempurnaan sistematika penyusunan al-Quran. Yaitu serba berkelipatan 19.
Penemuannya berangkat dari penafsirannya atas surat ke-74 ayat 30-31: “Yang di atasnya ada sembilan belas …. dan tidaklah Kami jadikan bilangan mereka itu (angka 19) melainkan untuk menjadi cobaan bagi orang-orang kafir, supaya orang-orang yang diberi Kitab menjadi yakin dan supaya orang yang beriman bertambah imannya, dan supaya orang-orang yang diberi Kitab dan orang-orang mukmin itu tidak ragu-ragu, dan supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit, dan orang-orang kafir berkata: Apakah yang dikehendaki Allah dengan bilangan ini sebagai perumpamaan?”
Hasil penemuannya sangat mengejutkan. Tahun 1976 penemuan itu didemonstrasikan di depan umum ketika diselenggarakan Pameran Islam Sedunia di London. Berikut cuplikan penemuan itu:
Kita mengetahui bahwa setiap surat dalam Quran selalu diawali dengan bacaan ‘Basmalah’ sebagai statement pembuka, yaitu “Bismillahi ar-rahman ar-rahim” (dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang). Ternyata bacaan ‘Basmalah’ tersebut (dalam bahasa Arab) terdiri dari 19 huruf (atau 19 x 1).
Bacaan ‘Basmalah’ terdiri dari kelompok kata: Ismi – Allah – Arrahman – Arrahim. Penelitian menunjukkan jumlah dari masing-masing kata tersebut dalam Quran ternyata selalu merupakan kelipatan angka 19.
- Jumlah kata ‘Ismi’ dalam Quran ditemukan sebanyak 19 buah (19 x 1)
- Jumlah kata ‘Allah’ dalam Quran ditemukan sebanyak 2.698 buah (19 x 142)
- Jumlah kata ‘Arrahman’ dalam Quran ditemukan sebanyak 57 buah (19 x 3)
- Jumlah kata ‘Arrahim’ dalam Quran ditemukan sebanyak 114 buah (19 x 6)
- Apabila faktor pengalinya dijumlahkan hasilnya juga merupakan kelipatan angka 19, yaitu 1 + 142 + 3 + 6 = 152 (19 x 8)
Jumlah total keseluruhan surat-surat dalam Quran sebanyak 114 surat (19 x 6).
Bacaan ‘Basmalah’ dalam Quran ditemukan sebanyak 114 buah (19 x 6), dengan perincian: Sebanyak 113 buah ditemukan sebagai pembuka surat-surat kecuali surat ke-9, sedangkan sebuah lagi ditemukan di surat ke-27 ayat 30.
Wahyu pertama (surat ke-96 ayat 1-5 ) terdiri dari 19 kata (19 x 1) dan 76 huruf (19 x 4). Demikian pula wahyu kedua yaitu (surat ke-68 ayat 1-9) terdiri dari 38 kata (19 x 2). Sama halnya dengan wahyu ketiga (surat ke-73 ayat 1-10 ) terdiri dari 57 kata (19 x 3).
Sementara itu pada wahyu terakhir (surat ke-110) terdiri dari 19 kata (19 x 1), dan ayat pertama dari surat ke-110 tersebut juga terdiri dari 19 huruf (19 x 1).
Wahyu yang pertamakali menyatakan keesaan Allah adalah wahyu ke-19 (surat ke-112). Surat ke-96 tempat terdapatnya wahyu pertama, terdiri dari 19 ayat (19 x 1) dan 304 huruf (19 x 16). Selain itu juga ternyata surat ke-96 tersebut merupakan surat yang ke-19 bila diurut/dihitung mundur dari belakang Quran.
Bukti-bukti di atas menunjukkan bahwa Quran tersusun dengan perhitungan sistem kunci (interlocking system), sesuai maksud dari surat ke-85 ayat 20, yang artinya: “Allah telah mengepung/mengunci mereka dari belakang.”
Apabila bilangan surat-surat dijumlahkan mulai dari surat ke-114 sampai dengan ke-96, (114 + 113 + 112 + 111 +…+ 98 + 97 + 96) maka hasilnya adalah 1995 (19 x 105).
Bagian tengah-tengah Quran jatuh pada Surat ke-18 ayat 19 (19 x 1).
Surat-surat yang memiliki 8 ayat dan 11 ayat merupakan yang paling banyak dalam Quran, yakni masing-masing terdiri dari 5 buah surat. Disusul kemudian surat-surat yang memiliki 3 ayat, 19, 29, 30, dan 52 ayat, yang masing-masing terdiri dari 3 buah surat. Apabila dijumlahkan ayat-ayat tersebut sesuai dengan kelompoknya, maka hasilnya merupakan kelipatan angka 19, yaitu:
= surat ke: 94, 95, 98, 99, 102 masing-masing terdiri dari 8 ayat
= surat ke: 62, 63, 93, 100, 101 masing-masing terdiri dari 11 ayat
Apabila jumlah ayat-ayatnya dijumlahkan : 8 +11 = 19 (19 x 1)
= surat ke: 103, 108, 110 masing-masing terdiri dari 3 ayat
= surat ke: 82, 87, 96 masing-masing terdiri dari 19 ayat
= surat ke: 48, 57, 81 masing-masing terdiri dari 29 ayat
= surat ke: 32, 67, 89 masing-masing terdiri dari 30 ayat
= surat ke: 14, 68, 69 masing-masing terdiri dari 52 ayat
Apabila jumlah ayat-ayat-nya dijumlahkan, 3 + 19 + 29 + 30 + 52 = 133 (19 x 7).
Quran merupakan satu-satunya kitab suci di dunia ini yang memiliki tanda-tanda khusus (initiate) berupa huruf-huruf (code letters) atau sebagaimana disebut dalam bahasa Arab “Muqatta-‘aat” yang artinya “kata singkatan”. Di dalam Quran terdapat sebanyak 29 surat-surat yang diawali dengan 14 macam kombinasi dari 14 huruf-huruf “Muqatta-‘aat”. Ke-14 huruf-huruf itu adalah : alif, lam, mim, ro, kaf, ha, yaa, ain, shod, tho, shin, qof, nun, dan kha.
14 Macam huruf “Muqatta-‘aat” tersebut membentuk 14 kombinasi, antara lain:
Alif, lam, mim
Kha, mim
Alif, lam, ro
Alif, lam, mim, ro
Tho, sin
Tho, sin, mim
Ya, sin
Nun
Kaf, kha, ya, ain, shod
Alif, lam, mim, shod
Shod
Qof
Ain, sin, qof
Tho, ha
Ke-29 surat-surat itu adalah surat ke: 2, 3, 7, 10 11, 12, 13, 14, 15, 19, 20, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 36, 38, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 50, dan 68.
Maka apabila bilangan dari banyaknya huruf, banyaknya kombinasi, dan banyaknya surat dijumlahkan maka hasilnya merupakan kelipatan 19, yaitu 14 + 14 + 29 = 57 (19 x 3).
Tanda-tanda dengan kata singkatan ini, ahli tafsir mempunyai pendapat yang berbeda-beda. Ahli tafsir ada yang menyerahkan pengertiannya kepada Allah karena dipandang termasuk ayat-ayat mutasyaabihaat. Ada pula yang berpendapat huruf-huruf abjad itu berfungsi untuk menarik perhatian para pendengar supaya memperhatikan bacaan-bacaan dalam Quran.
Namun berkat penemuan angka 19 kini terbukalah maksud sesungguhnya dari adanya huruf-huruf “Muqatta-‘aat” tersebut, yaitu berfungsi sebagai penjaga keaslian/keotentikan Quran karena berhubungan dengan angka 19. Perhatikan demonstrasi berikut:
Surat ke-68 diawali huruf ‘Nun’. Setelah diteliti jumlah huruf ‘Nun’ yang terdapat pada surat tersebut merupakan 133 buah (19 x 7).
Berikut terjemahan surat ke-68 ayat 2-6: “Nun. Berkat kemuliaan Tuhan-mu, engkau (Muhammad) sekali-kali bukan orang gila, dan sesungguhnya bagimu pahala yang besar, dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur, maka kelak kamu akan melihat dan mereka (orang-orang kafir) pun akan melihat, siapa di antara kamu yang gila.”
Surat ke-42 dan surat ke-50 sama-sama diawali huruf Qof. Setelah diteliti huruf Qof pada kedua surat tersebut sama-sama berjumlah 57 buah (19 x 3). Bila jumlah huruf Qof dari kedua surat itu digabung maka akan menjadi 57 + 57 = 114 (19 x 6). Ada yang berpendapat bahwa huruf Qof ini singkatan dari kata ‘Quran’ karena Quran terdiri dari 114 surat.
Hal lain yang mengherankan adalah Allah biasanya menyebut kaumnya Nabi Luth dengan kalimat “Qaumu Luuth” yang ditemukan sebanyak 12 kali dalam Quran, namun pada surat ke-50 ayat 13, sebutan tersebut berganti menjadi “Ikhwanu Luuth” yang artinya “saudara-saudaranya Nabi Luuth”. Tampaknya Allah sengaja menghilangkan unsur Qof dalam kalimat tersebut agar jumlah huruf Qof dalam Quran tetap berkelipatan 19, sebab jika tidak diganti maka jumlahnya akan bertambah menjadi 115.
Berikut terjemahan surat ke-50 ayat 1-2: “Qof, demi al-Quran yang sangat mulia, mereka tercengang lantaran datang kepada mereka seorang pemberi peringatan dari (kalangan) mereka sendiri, maka berkatalah orang-orang kafir: ‘Ini sesuatu perkara yang amat aneh’.”
Kemukjizatan lainnya
Berikut ini adalah sebagian dari penemuan seorang ahli sains Islam Dr. Tariq al-Suwaidan, seorang sarjana dan anggota Ikhwanul-Muslimin terkemuka. Penemuan itu sebagai berikut:
Jumlah suatu kata dalam al-Quran ternyata sama dengan jumlah lawan katanya. Kata ‘al-Dunya’ yang berarti dunia sebanyak 115, demikian pula ‘al-Akhirah’ atau akhirat sebanyak 115. ‘al-Malaikah’ sebanyak 88 demikian pula dengan ‘al-Shayatin’ sebanyak 88. ‘al-Hayat’ yang berarti hidup sebanyak 145, sebanding dengan ‘al-Maut’ yang berarti kematian juga berjumlah 145. Pun demikian dengan kata ‘al-Rajul’ yang artinya lelaki sebanyak 24 buah, sama banyaknya dengan ‘al-Mar’ah’ atau perempuan sebanyak 24 kata.
Jumlah kata yang menunjukkan jumlah bulan dan hari dalam satu tahun, sesuai lamanya revolusi bumi mengelilingi matahari. ‘Al-Shahar’ atau Bulan berjumlah 12 dan ‘al-Yaum’ yang berarti hari berjumlah 365 kata.
Perbandingan luas permukaan daratan dan lautan pada bumi. ‘al-Bahar’ yang berarti laut sebanyak 32 kata. ‘al-Bar’ yang juga berarti daratan sebanyak 13. 32+13E, maka: 32/45 x 100% = 71.111%, 13/45 x 100% = 28.888% Saat ini diketahui persentase luas permukaan lautan terhadap luas permukaan bumi adalah 70%, dan daratan adalah 30%!
Lebih jauh tentang keistimewaan 19
Dalam ilmu matematika dikenal sebagai salah satu Bilangan Prima, yakni bilangan yang tak habis dibagi dengan bilangan mana pun kecuali dengan dirinya sendiri. Keistimewaan tersebut melambangkan bahwa sifat-Nya yang serba Maha tidak dibagikan kepada siapapun juga kecuali bagi diri-Nya sendiri (surat ke-112 ayat 3).
Angka 19 terdiri dari angka 1 dan 9, dimana angka 1 merupakan bilangan pokok pertama dan angka 9 merupakan bilangan pokok terakhir dalam sistem perhitungan kita. Keistimewaan tersebut menunjukkan sifat Allah, yakni Maha Awal dan Maha Akhir (Surat ke-57 ayat 3).
Angka 1 melambangkan sifat-Nya yang Maha Esa (surat ke-112 ayat 1), sedangkan angka 9 sebagai bilangan pokok terbesar melambangkan sifatnya yang ke-38 yaitu Maha Besar.
Dalam Kalender Tahun Komariah (Sistem Peredaran Bulan), terjadinya Tahun Kabisat terjadi pada setiap 19 tahun sekali.
Dalam buku “Atlas Anatomi” yang disusun oleh Prof. Dr. P. Raven diketahui bahwa sebagian dari kerangka manusia, yaitu tulang leher ada 7 ruas, tulang punggung ada 12 ruas. Jadi jumlahnya 19 ruas.
Bahwa angka 19 adalah kode matematika yang melatarbelakangi komposisi literer Quran, suatu fenomena unik yang tiada duanya, yang sekaligus membuktikan bahwa Quran adalah wahyu Ilahi, bukan karya manusia. Otak manusia tidak akan mampu mencipta karya literer yang tunduk pada suatu kode matematik yang sekaligus membawa tema utamanya. Apalagi mengingat turunnya wahyu secara berangsur-angsur, dengan bagian-bagian surat yang acak tidak berurutan, disesuaikan dengan peristiwa-peristiwa yang melatarbelakanginya.
Selanjutnya angka 19 dapat berfungsi sebagai pemelihara keutuhan Quran. Angka 19 dapat digunakan untuk mencek apakah dalam sebuah kitab Quran terdapat suatu kesalahan atau tidak, dengan cara menghitung kata-kata krusial yang jumlahnya dalam Quran multiplikatif dengan angka 19, kemudian membagi angka hasil hitungan dengan 19, maka akan terlacaklah ada atau tidaknya suatu kesalahan. Demikianlah seluruh isi Quran seutuhnya akan tetap asli hingga di akhir zaman.